Sebenarnya saya sudah lama ingin mencoba distro Linux lainnya selain Slackware atau SLAMPP, distro yang saya buat untuk konsumsi server rumahan, untuk pemakaian desktop sehari-hari, tapi karena satu dan lain hal selalu tidak kesampaian. Pernah sempat tertarik dengan Mandriva, hanya saja saya merasa tidak nyaman dengan lingkungan yang ada di sana. Hingga pada akhirnya saya mencoba Ubuntu.
Saya mengenal Ubuntu sudah cukup lama. Mulai dari pertama kali dikeluarkan sampai sekarang, saya terus memantau perkembangan Ubuntu. Bisa dikatakan Mark Shuttleworth dan kawan-kawan telah berhasil mengemas Linux menjadi sebuah sistem operasi yang menarik dan mudah digunakan. Bahkan sekarang dengan berbagai varian yang ditawarkan membuat pengguna semakin bebas memilih. Terus terang saya tidak mempromosikan Ubuntu dengan menulis posting ini. Bagi saya semua distro Linux adalah sama dan patut diberikan perhatian yang serupa. Tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pemakainya saja.
Impresi pertamalah yang membuat saya tertarik untuk mencoba Ubuntu. FYI, saya menggunakan Ubuntu 6.06 LTS. Sewaktu diinstal, Ubuntu tidak memberikan kesalahan-kesalahan yang berarti pada komputer yang saya pakai. Bahkan perangkat koneksi nirkabel yang kami miliki di Brainmatics juga dapat terdeteksi dengan langsung dan bekerja dengan baik. Ada anekdot yang berlaku di rekan-rekan Brainmatics, jika ada distro Linux yang bisa menyambungkan kami langsung (dibaca: tanpa perlu konfigurasi lebih jauh dengan asumsi yang menggunakan Linux adalah pengguna sangat awam) ke internet melalui perangkat nirkabel yang ada, maka distro itulah yang akan dipakai. Kenapa bisa seperti itu? Karena dari sekian banyak distro yang pernah kami coba, baru ada dua distro yang dapat mengenal Linksys WMP54G 2.0 PCI Adapter yang kami pakai langsung sewaktu di-boot untuk pertama kalinya. Distro yang dimaksud adalah Mandriva 2006/2007 dan Ubuntu 6.06 LTS. Distro Linux lainnya harus dioprek terlebih dahulu supaya koneksi internetnya bisa jalan. Ya begitulah yang terjadi di kantor kami. 😀
Tentang aplikasi-aplikasi yang terdapat di dalam Ubuntu, saya tidak dapat memberikan komentar banyak selain bagus. Entah karena merasa tidak ada yang baru atau apa, yang jelas saya tidak terlalu merasakan perbedaan yang berarti antara Ubuntu dengan Slackware, Mandriva, Fedora, atau distro-distro lainnya yang pernah saya coba. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Yang saya rasakan pada Ubuntu hanyalah kenyamanan dan kemudahan. Atas dasar itulah, saya akan mencoba Ubuntu sebagai desktop harian saya mulai hari ini. (Mudah-mudahan saja saya tidak lekas bosan 😛 )
Oh ya sekedar informasi singkat, SLAMPP akan tetap dikembangkan. Jadi pengguna SLAMPP jangan khawatir distro tersebut akan hilang dari peredaran. Saat ini saya masih disibukkan dengan berbagai hal, sehingga belum dapat memberikan perhatian penuh pada pengembangan SLAMPP. Doakan saja sebelum pertengahan tahun ini versi terbaru SLAMPP sudah keluar. Terima kasih atas perhatian dan kesabarannya.
Selamat menggunakan Ubuntu, kalau berkenan join juga http://groups.google.com/group/id-ubuntu . Btw. SLAMPPlite juga tetep dirilis kan??
Kembali ke… Linux 😀 memang Linux sekarang sudah makin nyaman untuk dipakai sehari-hari.
Katanya dulu
Ubuntu tinggal nunggu detik2 akhir aja 🙂
sampe Mark ShuttleWorth Bosen
Buat Niwatori Dkk id-ubuntuers tolong dong DVD ubuntu Repository lengkap dibagiin gratis.
lewat Infolinux atawa di colocation di vlsm atau apa aja deh pokoknya biar enak, ID-Ubuntuers kan paling banyak punya ide2 gila
salam
#1 Terima kasih Diki. Iya, saya akan join di milis ID-Ubuntu. SLAMPPLite tetap akan dirilis mengikuti saudara tuanya, SLAMPP. 🙂
#2 Benar Mas Harry. Anggapan bahwasanya Linux itu susah sudah selayaknya dibuang jauh-jauh. Saat ini Linux semakin mudah untuk digunakan.
#3 Hehehe pandangan itu masih tetap saya pegang, Daus. Saya mencoba Ubuntu karena yang cocok untuk keperluan saya saat ini ya Ubuntu, selain Slackware.
Saya setuju sekali kalau DVD Ubuntu dibagikan secara gratis. Model pendistribusian bisa mencontoh seperti yang kami lakukan di IKC.
@daus:
kan dvd repos udah ada di tuma.vlsm.org tuh siap untuk di download. Klo mau gratis seperti ShipIt kayanya harus nunggu sponsor yang berbaik hati dulu. Ada yg berminat? 🙂
Apa mungkin pak Kemas mo merekonstruksi Ubuntu menggunakan http://reconstructor.aperantis.com/
@imtheface
Saya setuju dengan anda
#6 Terima kasih Mas atas komentarnya. Memang benar saat ini saya lagi mencari alternatif baru untuk pengembangan SLAMPP. Mudah-mudahan informasi yang diberikan bermanfaat bagi saya.