Liburan musim dingin 2003

Ah, tak terasa hari ini merupakan hari terakhir di tahun 2003 dan tidak beberapa lama lagi, tahun 2004 pun menjelang. Hmm.. sampai saat ini saya sendiri belum dapat menformulakan apa-apa saja kiranya yang akan saya capai di tahun baru tersebut. Semua masih gelap. Yang jelas, apa yang ada itu yang akan saya hadapi terlebih dahulu..

Beberapa hari yang lalu, saya dan teman-teman yang tergabung di Pengajian Pelajar Muslim Rotterdam mengadakan liburan musim dingin bersama ke Brides les Bains, sebuah daerah ski di Perancis. Liburan 4 hari ini dimulai pada tanggal 23 Desember 2003 malam hingga tanggal 28 Desember 2003 malam. Dengan menggunakan dua mobil, di mana salah satu di antaranya kita sewa, perjalanan sejauh +/- 1100 km ini kita tempuh dalam waktu sekitar 12 jam-an dengan diselingi beberapa kali berhenti di beberapa tempat untuk mengisi bahan bakar maupun sekedar berisitirahat menghilangkan rasa penat dan kantuk. Sesampainya di Brides les Bains, setelah menurunkan semua barang dan memasukkannya ke dalam kamar-kamar yang kita sewa selama di sana, kita pun mulai melakukan pengenalan lingkungan sembari berfoto ria di berbagai sudut kota kecil ini. Pada malam harinya, kita pun makan malam bersama dengan menu utama, kentang goreng dan kebab, sambil membicarakan rencana untuk besok.

Keesokan harinya, saya dan teman-teman bermain ski selama setengah hari di Meribel, juga sebuah kota kecil yang terdapat di atas kota Brides les Bains. Oleh karena kita tidak memiliki peralatan ski, sebelum ke Meribel kita menyewa peralatan ski di sebuah toko alat ski di Brides les Bains. Karena banyak, akhirnya kita memperoleh korting. Sesampainya di Meribel, kita pun bermain ski ria. Yang lucunya, tidak semua orang bisa.. 🙂 Termasuk di antaranya adalah saya sendiri hehe.. Sebenarnya saya sudah menguasai beberapa teknis dasar bermain ski, karena sebelumnya pernah main ski di Chamonix. Tapi oleh karena kurang latihan, walhasil jadi lupa lagi.. Nah, karena sudah ada di sana, saya dan teman-teman berusaha memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk bisa belajar main ski. Bahkan karena begitu inginnya bisa, sampai-sampai saya dan dua orang teman lainnya nekad naik ke tempat yang lebih tinggi, Rhodos dan Altiport. Sesampainya di sana, saya berhasil melakukan satu run ke bawah, walau harus jatuh bangun berulang kali. Sampai pada suatu saat, kedua kaki ini tidak bisa digerakkan lagi karena kecapekan hehe.. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 17 kurang, waktu untuk pulang. Karena bila terlambat, gondola (kereta gantung) yang kita pakai untuk mencapai Brides les Bains tidak beroperasi lagi. Semuanya akan berhenti berjalan dan tutup hingga keesokkan harinya. Pada malam harinya, masing-masing menceritakan pengalamannya bermain ski. Ada yang lucu dan ada yang sedih juga. Tapi dari raut wajah mereka terpancar wajah-wajah yang riang penuh kepuasan. Walau di sisi lain, semuanya terlihat kecapekan.

Hari ketiga kita manfaatkan dengan berkunjung ke beberapa daerah lainnya dekat Brides les Bains. Tujuan pertama adalah Saulire, yang terletak di ketinggian 2738 m. Dengan menggunakan gondola, kita menuju ke sana. Sebegitu tingginya tempat itu, sampai-sampai bila kita memandang ke bawah terlihat semua benda di bawah kecil sekali dan puncak-puncak gunung terdekat terlihat dengan jelas. Begitu indahnya dengan diselimuti salju yang tebal dan berwarna putih kemilau akibat pantulan sinar matahari yang mengenai gundukan salju. Di sana, kita sempat membuat beberapa foto dan makan siang bersama. Haha.. mungkin itu adalah makan siang kita yang pertama kali di ketinggian yang mencapai 3 km dari permukaan laut. (“,) Setelah puas berkeliling, kemudian kita turun ke Meribel Mottaret. Dari sana, perjalanan dila
njutkan dengan berjalan kaki menuju Meribel. Sesampainya di Meribel, istirahat sebentar. Kemudian sebelum waktu menunjukkan pukul 17, kita turun ke Brides les Bains kembali. Oh, sungguh suatu hari yang sangat berkesan dalam hidup saya, penuh dengan pengalaman-pengalaman baru.

Hari keempat adalah hari terakhir kita di Brides les Bains. Pada siang harinya setelah keluar dari hotel, kita melanjutkan perjalan ke Val Thorens, sebuah daerah ski terkenal di Perancis yang ramai dikunjungi oleh orang dari hampir seluruh negara di Eropa dan wisatawan dari mancanegara lainnya. Kita di sana tidak lama, hanya sekedar melihat-lihat saja. Setelah puas, kita pulang turun ke bawah dan tujuan selanjutnya adalah Annecy.
Annecy merupakan sebuah kota tua dekat Jenewa, Swiss dan masih dalam teritori Perancis. Annecy terkenal dengan keindahan arsitektur kotanya dan danau yang luas dan bersih. Seandainya saya memiliki waktu yang lama di sana, saya akan duduk menikmati keindahan alamnya. Tapi, sayang saya tidak punya waktu sebanyak itu. Sekitar pukul 18, kita pun beranjak meneruskan perjalanan menuju Paris. Karena antara mobil yang saya tumpangi dengan mobil yang lain menempuh jalan yang berbeda, akhirnya mobil yang saya tumpangi sempat mampr sebentar di Jenewa, Swiss. Di sana kita sempat melihat kota Jenewa di waktu malam dan membeli beberapa cinderamata kecil. Tidak beberapa lama di Jenewa, kita melanjutkan perjalanan kembali menuju Paris.

Jarak antara Jenewa dan Paris yang berkisar 500 km lebih kita tempuh dalam waktu +/- 5 jam. Pada malam itu kita menginap di sebuah hotel di Saint Maurice, sebuah kota kecil dekat Paris. Karena ini merupakan kunjungan saya yang pertama ke Paris, kesempatan untuk melihat Paris di waktu malam tidak ingin saya lewatkan begitu saja. Kebetulan, teman-teman yang lain memiliki pendapat yang sama. Walhasil, dingin-dingin dini hari kita pun mengelilingi kota Paris. Kesan pertama yang saya peroleh adalah: Paris kotanya bagus sekali dan sangat luas. Sayang pada waktu malam tidak banyak yang dapat kita lihat.
Keesokan harinya setelah keluar dari hotel, programa keliling kota Paris pun dimulai. Diawali dengan mengunjungi menara Eiffel, kemudian ke Louvre dan diakhiri dengan berjalan kaki menuju Champs Elysee. Di sana kita dapat melihat deretan toko-toko beretelase indah dan bagus-bagus dan keramaian orang-orang yang berjalan kaki. Satu hal yang membuat saya sedikit takut bila berjalan, lalu lintasnya yang begitu ruwet dan padat. Ah, di mana-mana kota besar biasanya akan mengalami permasalahan yang sama, bukan begitu?
Setelah puas berkeliling kota Paris, kita kembali menuju Rotterdam. Dengan menempuh waktu lebih kurang 5 jam, akhirnya sampai juga di Rotterdam. Semua orang terlihat letih, tapi di sisi lain puas. Masing-masing peserta kemudian diantar ke rumah masing-masing. Akhir dari perjalanan 5 hari liburan musim dingin tahun ini.

Insya Allah semua foto-foto selama perjalanan tersebut akan tersedia segera dan dapat dilihat oleh para pengunjung situs ini. So stay tuned..

Advertisement

1 Comment

Comments are closed.