Saya tidak tahu lagi apakah saya pernah membicarakan topik yang satu ini sebelumnya? Bila sudah, mungkin ada baiknya saya ulangi lagi. Bila belum, itu lebih bagus lagi. 🙂 Jadi informasi yang disampaikan dalam kesempatan ini adalah informasi yang benar-benar baru hehe.. BTW, topik yang saya maksudkan di sini adalah tentang pembelian mushalla baru ISR Rotterdam. Bagi pembaca yang belum mengetahui ISR Rotterdam itu organisasi seperti apa, akan saya jelaskan juga dalam jurnal kali ini.
ISR Rotterdam atau Indonesische Stichting Rotterdam adalah sebuah organisasi kemasyarakatan yang didirikan dan dikelola oleh komunitas Islam Indonesia yang berada di Rotterdam sekitar 20 tahun yang lalu. Dalam kesehariannya, aktivitas utama ISR adalah mengadakan pengajian rutin setiap minggunya. Dengan jumlah anggota yang tidak terlalu besar dan dalam rentang waktu yang cukup panjang ini, ISR telah dapat membuktikan dirinya sebagai salah satu ormas yang cukup berperan dalam penyebaran dakwah Islamiyah di Rotterdam, pada khususnya, dan di Belanda, pada umumnya. Setelah lebih dari tiga tahun menjadi anggota di sana, saya sendiri merasakan banyak manfaatnya. Selain ilmu agama bertambah, sosialisasi dengan masyarakat di sekitar juga semakin baik. Dari sanalah saya mengenal banyak orang dan dapat memahami dengan baik kehidupan masyarakat Indonesia di Belanda. Suatu hal yang sampai saat ini masih terus saya lakukan. 🙂
Kembali ke persoalan mushalla baru tadi, sudah lama memang ISR berusaha mencari sebuah tempat yang layak untuk berbagai aktivitasnya. Tempat yang lama sudah tidak lagi memadai. Selain itu, pemerintah daerah Rotterdam telah meminta kita untuk segera pindah karena wilayah di mana tempat lama berlokasi akan segera digusur, digantikan dengan pemukiman baru. Sempat putus asa juga, karena tempat yang diidam-idamkan tak kunjung diperoleh. Sampai akhirnya di awal tahun ini secara tak sengaja salah seorang pengurus melihat sebuah gedung yang mau dijual di sembuah tempat di pusat kota Rotterdam. Setelah bernegosiasi dengan berbagai pihak, gedung itu terbeli juga. Lalu dari mana datangnya biaya untuk membeli gedung tersebut? Sampai saat ini, semua biaya masih ditanggung oleh anggota. Sedikit demi sedikit, terkumpul juga biaya yang dibutuhkan walau masih banyak kurangnya. Tapi kita tidak putus asa, insya Allah pasti akan ada jalan keluar guna melunasi pembayaran pembelian mushalla tersebut. Beberapa langkah telah diambil untuk mengatasi masalah dana ini, salah satu di antaranya adalah dengan mengumpulkan sumbangan dari masjid ke masjid. Alhamdulillah dapat berjalan sesuai dengan harapan. 🙂
Nah, oleh karena mushalla baru itu dulunya dipergunakan sebagai sebuah galeri kesenian oleh pemilik sebelumnya, usaha renovasi pun dimulai untuk mengubah kondisi yang ada sekarang ke kondisi yang diinginkan. Karena kita tidak sanggup mengupah orang terlalu sering, berbagai pekerjaan ringan yang dapat dilakukan sendiri, kita kerjakan sendiri dengan bergotong royong. Hampir setiap hari selepas kerja/kuliah, kita bergiliran membenahi mushalla tersebut. Tugas yang sampai saat ini diamanahkan ke saya adalah mengecat dinding dan mengurus konsumsi, seperti menyediakan makanan dan minuman untuk orang-orang yang bekerja. Barulah di sini saya dapat merasakan secara nyata, betapa beratnya pekerjaan seorang buruh bangunan. Tapi dibalik rasa capek, ada perasaan puas di hati ini, karena selain memperoleh ilmu dan pengalaman baru, juga dapat memberikan sumbangsih sedikit kepada komunitas Islam di sini. Tak tahulah, sampai kapan pekerjaan renovasi ini akan berlangsung. Yang jelas, kondisi mushalla sekarang jauh lebih baik dari kondisi saat kita pertama kali masuk. Alhamdulillah, sudah tiga minggu ini kita dapat melaksanakan shalat Jumat berjamaah di sana. Walau yang datang terkadang kurang dari 10 orang. Yah, namanya juga hidup di Belanda, tidak semua orang memiliki/diberi kesempatan untuk bershalat Jumat setiap minggunya. 😦
Alhamdulillah, cuaca di Rotterdam beberap
a hari belakangan ini cukup cerah. Matahari bersinar dengan teriknya. Begitu pula pada malam harinya, tidak terlalu dingin. Tapi sepertinya keadaan ini akan segera berubah bila musim gugur menjelang. Satu hal yang sering membuat jengkel, yaitu anginnya. Kencang sekali! Sampai-sampai pernah naik sepeda, karena angin waktu itu bertiup dengan kencangnya, sepedanya berhenti di tempat. Tidak bisa digerakkan sama sekali! Termasuk sayanya juga diam di tempat hehe.. Kalau mengingat peristiwa itu, saya sering tersenyum sendiri. Lucu juga.. (“,)
Besok, insya Allah ke pengajian seperti biasanya. Minggunya mungkin akan pergi ke pertemuan panitia ISSM 2003, tapi saya sendiri belum yakin akan pergi atau tidak. Rasanya malas juga. Yah, lihat sajalah nanti.. 🙂
Have a nice weekend!
buat mas yang menulis cerita dengan judul “renovasi mushalla baru” saya sangat tertarik dengan cerita ini karena sebagai orang muslim, ikut bangga bahwa kalau di negeri sana yang mayoritasnya non muslim, orang muslim masih bisa melakukan aktifitas keagamaannya dengan sebaik-baiknya. buat mas panulis aku juga pingin bertanya beberapa pertanyaan. sebenarnya aku salah seorang yang ingin sekali bisa tinggal, menuntut ilmu, dan mencari pengalaman di negeri Belanda cuma saya sampai saat ini belum pernah bisa mendapatkan berita tentang Belanda yang selengkapnya. mungkin dari mas penulis bisa memberi saya informasi tentang keadaan disana. sebelumnya dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih. biar komunikasi ini masih bisa disambung, dimana saya bisa menghubungi mas kembali.
terima kasih…………….!