Yah.. hujan lagi. Beberapa hari belakangan ini, cuaca di Belanda boleh dikatakan kurang bersahabat sekali. Sebentar-sebentar hujan, belum lagi ditambah dengan tiupan anginnya yang kencang. Brrr… dingin! Bisa dibayangkan kalau kondisi tubuh kurang kuat/fit, bisa-bisa jatuh sakit dibuatnya. Alhamdulillah, sampai saat ini saya pribadi masih sehat-sehat saja… 🙂
Begitulah, kondisi cuaca di Belanda, sukar diprediksi dan hampir setiap tahunnya memiliki patron yang kurang jelas bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Seharusnya panas, eh.. malah dingin dan sebaliknya. Orang Belanda sendiri, walaupun lahir dan besar di sini, tetap saja masih rentan terhadap perubahan cuaca. Bila cuaca berubah secara drastis, bisa diramalkan keesokan harinya banyak orang yang tidak masuk kerja/kuliah karena sakit. Kasihan juga ya..
Baiklah, sekarang saya akan bercerita sedikit tentang kegiatan saya beberapa hari belakangan ini. Sebenarnya tidak banyak dan kegiatan yang dilakukan juga tidak beranjak dari kuliah, pekerjaan di Islamic Commerce dan web development. Sekali lagi, hari Rabu kemarin, seluruh penduduk Belanda memperoleh hari libur nasional. Orang Belanda menyebutnya dengan nama Koninginnedag, sedangkan yang non-Belanda, Queen’s Day. Kedua-duanya memiliki arti yang sama. Pada hari itu, semua penduduk Belanda merayakan hari ulang tahun Putri Juliana, ibundanya Ratu Beatrix, ratu Belanda saat ini. Semua aktivitas kali ini dipusatkan di Wijhe dan Deventer, di mana hampir seluruh keluarga kerajaan Belanda mengadakan lawatan ke dua daerah tersebut, terkecuali Putri Juliana nya sendiri. Dalam umurnya yang ke-94, sepertinya kondisi kesehatan beliau tidak memungkinkan lagi untuk bepergian jauh. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi kesehatan suaminya, Pangeran Bernhard, yang masih sering mengadakan lawatan manca negara. Dengan ditemani anak-anaknya, menantu, dan beberapa keluarga dekat lainnya, Ratu Beatrix kelihatannya sangat menikmati semua aktraksi yang disuguhkan, walau hujan turun dengan derasnya. Sementara itu di beberapa kota besar lainnya seperti Amsterdam, Rotterdam, Den Haag diadakan pasar rakyat dan pentas terbuka yang dapat dihadiri secara gratis oleh penduduk. Oleh karena kondisi cuaca yang kurang mendukung, perayaan Koninginnedag tahun ini tidak sesemarak tahun-tahun sebelumnya.
Mau tahu apa yang saya lakukan pada hari itu? Berdiam diri di rumah hehehe… Kasihan. Rencananya mau keliling kota melihat atraksi-atraksi yang ada, berhubung hujan ya tidak jadi. 😦 Daripada sakit, mana yang lebih baik, ayo? Sebagai gantinya, belajar… Lumayanlah, ada juga yang tinggal di kepala ini walau tidak banyak.. 🙂
Hmm.. besok, insya Allah, ke pengajian seperti biasanya. Bila memungkinkan mengajar baca Al Quran kepada para jamaah yang hadir. Alhamdulilah, dalam waktu dekat ini, insya Allah mushalla baru sudah dapat ditempati. Wah, tidak bisa dibayangkan betapa semaraknya suasana di mushalla baru nanti. Yang jelas, beberapa kegiatan yang dulunya tidak dapat dilakukan di mushalla yang lama, dapat dilakukan di sana, seperti olahraga, kursus-kursus, dan pengajian anak-anak/remaja. We’ll see… *excited*
Wah, sepertinya perasaan rindu dengan keluarga yang terdapat di hati dan pikiran sulit sekali untuk diatasi beberapa waktu belakangan ini. Hampir setiap saat, kedua mata ini tidak lepas-lepasnya memandangi foto keluarga yang terpajang di meja belajar. Rindu untuk dapat berkumpul lagi dengan mereka. Apalagi setelah hari ini memperoleh sms dari adik yang paling kecil yang isinya seperti ini, ‘..miss u!. Miss you too, dear! Insya Allah, kakak akan segera pulang ke Indonesia tahun ini. Sabar ya..
Selain itu, saya juga tidak sabar untuk memiliki keluarga sendiri. Sepertinya hidup ini akan lebih menyenangkan bila dikelilingi oleh seorang istri yang shalihah dan anak-anak yang lucu dan pintar. Hmm.. akankah cita-cita ini segera terwujud? Wallaahu a’lam…
Baiklah pembaca, demikian dulu jurnal saya kali ini. Insya Alla
h disambung lagi di lain kesempatan.
“Nikmatilah hidup berkeluarga dengan baik dan jangan sia-siakan kasih sayang yang terpancar darinya” — kyantonius