Kegiatan di Akhir Pekan

Duh, cerahnya cuaca hari ini. Matahari bersinar dengan teriknya. Walaupun belum sepanas seperti di Indonesia tentunya ^.^ Sinar matahari merupakan salah satu hal yang berharga di sini. Bila cuaca bagus (baca: matahari muncul), hampir semua orang yang berada di dalam rumah akan segera keluar dan menikmati panasnya sinar matahari dengan caranya masing-masing. Ada yang hanya sekedar menampakkan wajahnya di jendela, ada pula yang benar-benar duduk di teras sambil makan dan minum dan ada pula yang berjemur. Pokoknya bermacam-macam deh tingkah laku manusia bila matahari menampakkan wajahnya. Coba kalau di Indonesia, tentunya situasi seperti ini akan jarang terjadi. Yang ada hanyalah keluhan. Kok hari ini panas sekali ya??? Duh, gerahnya! Coba aja ada hujan turun.. dan berbagai ungkapan lain yang tidak mungkin disebutkan satu per satu di sini. Sungguh suatu hal yang sangat kontras. Bukan begitu? Di satu sisi, ada orang yang mencari kehangatan matahari. Di sisi lain, matahari senantiasa menjadi kambing hitam. Dunia… dunia… *geleng-geleng kepala*

Nah, masih dalam konteks cuaca bagus ini, walaupun sebenarnya menggoda untuk beraktivitas di luar, akhir pekan kemarin banyak saya lewatkan di rumah, terkecuali hari Sabtunya. Pada hari itu, saya, Marko, Pak Joni, Kak Ikhwan dan anaknya, Assad, pergi ikut demonstrasi di Amsterdam. Demonstrasi menentang terjadinya perang di Irak. Cukup banyak juga massa yang datang. Menurut perkiraan, ada sekitar 40.000 orang menghadiri demonstrasi tersebut. Hal yang sama juga terjadi di beberapa kota besar di belahan dunia yang lain. Alhamdulillah secara umum demo-nya berjalan dengan lancar dan terkendali, walau pada akhirnya bentrokan antara polisi dan demonstran tidak dapat dihindarkan lagi. 39 orang demonstran ditangkap setelah sebelumnya terjadi perlawanan sengit di antara kedua belah pihak. Syukurnya saya dan teman-teman sudah beranjak dari tempat kerusuhan tersebut. Kalau tidak, wallahu ‘alam, tidak tahu apa yang terjadi ketika itu.
Beberapa tokoh politik dan masyarakat Belanda juga hadir dalam demonstrasi. Mereka dan semua massa yang hadir pada dasarnya mengutuk secara keras perang di Irak. Rejim Saddam boleh diturunkan, tapi jangan korbankan rakyat kecil yang sudah lama menderita. Jalan damai menjadi solusi terbaik untuk menyelesaikan konflik ini, bukan perang seperti yang terjadi saat ini.
Masing-masing pihak baik Irak maupun AS dan sekutu-sekutunya saling mempropagandakan kebijaksanaannya ke publik guna meraih simpati dan dukungan, tapi apakah mereka tidak terpikir akibat dari propaganda tersebut bagi orang-prang yang tidak terlibat secara langsung. Mereka semua menjadi bingung, tidak tahu lagi siapa yang benar dalam situasi ini. Saya hanya bisa berharap agar perang ini cepat selesai. Khawatir bila berkepanjangan akan mengganggu dinamika kehidupan di dunia ini.

Sesampainya di Rotterdam setelah mengikuti demonstrasi di Amsterdam, saya dan Pak Joni melanjutkan perjalanan ke mushalla di Marconiplein. Seperti biasanya setiap minggu saya memberikan pelajaran baca Al Quran di sana. Pengajiannya sendiri diisi oleh Pak Hamdi. Beliau menerangkan tentang apa tujuannya Islam itu diturunkan. Sangat menarik untuk disimak. Terus terang, masih banyak sekali ilmu yang belum saya ketahui tentang yang satu ini. Dengan gayanya yang khas, beliau mengajak para jamaah untuk membentuk pribadi-pribadi yang Islamiyah dan keluarga yang sakinah ma wadah wa rahmah. Pengajian akhirnya ditutup dengan makan malam bersama. Sampai di rumah, nonton TV sebentar. Saya sendiri baru bisa tidur sekitar pukul 02.00 pagi setelah sebelumnya ada perbincangan sedikit dengan Mukti tentang Islamic Commerce.

Keesokan harinya, Minggu, ada pengajian PPMR di rumah Djono. Yang hadir cukup banyak juga. Ada juga wajah-wajah baru yang hadir. Rencananya Pak Hamdi akan mengisi pengajian tersebut, tapi oleh karena satu dan lain hal beliau tidak dapat hadir. Sebagai gantinya, Mukti mengadakan presentasi tentang Islamic Finance and Banking.
Seusai pengajian, saya, Mukti, Andre, Agus dan Wiwi masih berada di sana sampai malam. Melanjutkan perbincangan tentang berbagai hal yang terjadi. Alhamdulillah si tuan rumah, Djono dan Linda tidak keberatan, malah kita dijamu makan malam segala. Terima kasih ya Djon.. 🙂
Sampai di rumah, shalat Isya dan kemudian nonton film yang sebelumnya telah direkam siang tadi. Filmnya berjudul “Three Seasons”, sebuah film Vietnam tentang kehidupan rakyat kecil di sana. Alur ceritanya lumayan menarik, jadi tidak percuma bila memperoleh rating 4 bintang. Habis nonton, internetan, melakukan beberapa perubahan di situs Islamic Commerce dan tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 01.30. Waktunya tidur karena besok masih ada yang harus dikerjakan.

Hari ini saya ke kampus. Walaupun aktivitas perkuliahan belum berjalan penuh, tapi saya menganggap ada gunanya juga ke kampus. Tidak banyak perubahan yang terjadi. Suasana di kampus masih lengang. Mungkin baru minggu depan akan kembali dipenuhi orang-orang.

Nah, demikianlah kira-kira suasana akhir pekan saya kemarin. Biasa-biasa aja kan?
Sampai jumpa lagi di jurnal berikutnya.

Advertisement