SIN??? Apaan tuh..? Pasti rekan-rekan yang baru pertama kali membaca tulisan ini akan bertanya-tanya dalam hati, apa sih yang dimaksud dengan SIN? Apakah itu sebuah singkatan? Yep! SIN adalah singkatan Sekolah Indonesia Nederland. Seperti yang terbaca, sekolah ini adalah sekolah khusus yang diperuntukkan untuk anak-anak Indonesia yang kebetulan orang tuanya tengah bertugas di Belanda. Tempatnya di Wassenaar, Den Haag. Sebagian besar dari penghuninya ya itu, anak-anak diplomat. Selebihnya ya anak-anak dari orang-orang Indonesia yang telah lama tinggal di sini tapi ingin anak-anaknya sekolah dengan kurikulum pendidikan yang disamakan dengan yang ada di Indonesia.
Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, hari ini saya shalat Jumat bersama-sama dengan Pak Hamdi dan beberapa teman lainnya. Tujuan pertama adalah masjid Mevlana (Turki), karena di sana bisa parkir mobil dengan mudahnya dan lagipula tidak bayar. Selain itu, shalat Jumatnya juga cepat. Biasalah, sudah menjadi tradisi bagi orang Turki untuk shalat dengan cepatnya. Pernah ditanya kenapa mereka berbuat demikian. Mau tahu jawabannya apa? Karena dalam ajaran Islam yang mereka peroleh dari sejak kecil, kata khusyu dalam shalat itu tidak ada. Yang penting shalat, beres! Sedangkan bagi kita, orang Indonesia, khusyu dalam shalat itu penting. Ya nggak? Kembali ke shalat Jumat tadi, rupanya sesampainya kita di sana, mereka sudah selesai alias bubaran. Mau tak mau harus cari masjid lain dong. Kebetulan di dekat sana, ada masjid An Nashr, masjid terbesar di Rotterdam, milik orang Maroko. Untung mereka belum mulai shalat. Terlebih-lebih yang menjadi khatib dan imam ketika itu adalah Syeikh Khalil El Moumni, salah seorang ulama favorit saya. Selain khutbahnya yang menarik dan membangkitkan semangat, orangnya pun sangatlah baik dan penuh dengan kharisma. Begitulah kira-kira ciri-cirinya orang-orang yang memperoleh hidayah dari Allah. Akhirnya kita pun bisa shalat Jumat dengan sempurna. Alhamdulillah.
Tujuan selanjutnya adalah ke SIN. Karena Pak Hamdi mesti mengambil rapor anak-anaknya. Ketiga-tiga anak beliau sekolah di sana semua. Bayangkan! Pak Hamdi sempat mengeluh juga tentang sekolah ini. Katanya, sekolah ini mutunya kurang bagus dan sebenarnya dia ingin anak-anaknya disekolahkan di sekolah umum Belanda saja. Tapi istrinya menentang dengan alasan di SIN mereka bisa memperoleh pendidikan agama dan akhlak yang lebih baik. Padahal di rumah mereka juga bisa diajarkan hal yang sama. Ya sudah daripada ribut terus-menerus dengan istrinya, Pak Hamdi pun mengalah. Kasihan juga ya.. Terus, sesampainya di sana, rupanya belum ada orang. Guna mengusir rasa sepi, kita pun makan dan minum dari apa yang telah dihidangkan untuk semua wali murid yang akan hadir pada hari ini. Setelah tanya ke sana kemari, dulunya sekolah ini memiliki murid sampai 160-an orang. Lumayan banyak juga untuk ukuran sekolah seperti ini. Tapi sejalan dengan perkembangan waktu, jumlah muridnya makin berkurang aja. Saat ini yang terdaftar sebagai murid hanya 20 orang aja, sedangkan guru yang mengajar lebih dari 15 orang. Tidak efisien kan? Kabar-kabarnya, SIN bakalan ditutup menyusul SIN-SIN lainnya di negara-negara seperti Perancis, Inggris, Belgia, dlsb. Alasannya sih saya rasa lebih bersifat ekonomis aja. Apalagi dengan dubes yang baru sekarang, efisiensi dan efektifitas adalah suatu keharusan. Terus terang saya kasihan sama anak-anak dan guru-gurunya. Bagi anak-anak, oleh karena kurikulum pendidikan yang berbeda, akan sulit bagi mereka untuk beradaptasi dengan kurikulum Belanda yang katanya lumayan berat itu. Sedangkan bagi guru-gurunya, mereka terancam bakalan dipulangkan ke tanah air. Padahal ada dari mereka yang sudah mengabdi lebih dari 20 tahunan. Dilematis!!!
Akhirnya, setelah ngobrol basa-basi kiri kanan selama hampir 3 jam-an dengan wali murid dan guru-gurunya, kita pun kembali ke Rotterdam. Alhamdulillah, tidak ada ‘file’ (macet, dalam bahasa Belandanya) selama dalam perjalanan. Ketika ditanya bagai
mana hasil rapor anak-anaknya, Pak Hamdi pun menjawab,’ Lumayan lah…” he..he..
Acara kumpul-kumpulnya kemudian ditutup dengan makan malam bersama. Asyik hari ini nggak perlu masak lagi.. ^.^